SOSIOLOGI PENDIDIKAN : PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SIGNIFIKANSI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN
SIGNIFIKANSI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
MAKALAH
![]() |
Oleh :
1.
Fitri Amaliya (3140017)
2.
Agung Fahmi (3140087)
3.
Sis Hermanto (3140083)
Makalah yang Ditulis untuk Memenuhi
sebagian Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
PEMALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada awal abad 20,
sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran pendidikan, sehingga
lahirlah sosiologi pendidikan. Sebagai mana akhir abad 19, psikologi mempunyai
pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga lahirlah suatu disiplin baru
yang disebut psikologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan
dan psikologi pendidikan mempunyai peranan yang komplementer bagi pemikiran
pendidikan,. Apabila sosiologi pendidikan memandang segala pendidikan dari
stuktur sosial masyarakat, maka psikologi pendidikan memandang gejala
pendidikan dari sudut perkembangan pribadi. Tugas pendidikan menurut sosiologi
ialah memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Pada umumnya kaum
pendidik dewasa ini memandang tujuan akhir pendidikan lebih bersifat
sosiolistis daripada individualistis.
Berdalih untuk dapat
memahami secara sederhana mengenai sosiologi pendidikan, maka kelompok kami
menyusun makalah dengan judul “Pengertian, Ruang Lingkup dan Signifikansi
Sosiologi Pendidikan”. Untuk keterangan lebih lanjut akan dijelaskan dalam bab
berikutnya yaitu bab pembahasan.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
suatu karangan ilmiah haruslah disusun secara sistematis dan runtut sesuai
dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun suatu rumusan
masalah yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini. Adapun
rumusan masalah tersebut ialah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian sosiologi pendidikan?
2.
Apa saja ruang lingkup sosiologi
pendidikan?
3.
Bagaimana signifikansi sosiologi
pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adanya suatu diskusi
dalam kelas yang kita lakukan sudah barang tentu semuanya mempunyai tujuan
masing-masing dan boleh jadi tujuan tersebut berbada atau pun sama. Sedang
pembelajaran pada saat ini yaitu dengan judul “Pengertian,
Ruang Lingkup dan Signifikansi Sosiologi Pendidikan”
mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah :
1.
Dapat mengetahui pengertian sosiologi
pendidikan.
2.
Dapat mengetahui ruang ligkup
sosiologi pendidikan.
3.
Dapat mengetahui signifikansi
sosiologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Pengertian
Sosiologi Pendidikan
Ditinjau dari segi
etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu
sosiologi dan pendidikan. Maka sepintas saja telah jelas bahwa di dalam
sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspek-aspek
sosiologi di dalam pendidikan.[1]
Secara harfiah atau
etimologis (definisi nominal), Sosiologi berasal dari bahasa Latin : socius =
teman, kawan, sahabat, dan Logos = ilmu pengetahuan.[2]
Sedangkan secara operasional (definisi real), beberapa pakar sosiologi
mendefinisikan sebagai berikut[3]
:
a.
Sosiologi adalah studi tentang
hubungan antara manusia (human relationship). (Alvin Bertrand)
b.
Sosiologi adaah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan antara manusia
dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal
maupun material, baik statis maupun dinamis. (Mayor Polak)
c.
Sosiologi adalah ilmu masyarakat umum.
(P.J. Bouman)
d.
Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubaha-
perubahan sosial. (Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi)
Setelah mengetahui
arti dari sosiologi, selanjutnya kita akan mencari tahu definisi dari
pendidikan (paedagogie). Pendidikan lebih menekankan dalam hal praktek, yaitu
menyangkut kegiatan belajar mengajar.
Pendidikan
(paedagogie) secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata
“Pais”, artinya anak, dan “Again” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie
yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.[4]
Secara definitive
pendidikan (paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :
menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukkan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Menurut Langeveld, mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya
supaya enjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan
dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak/yang belum dewasa.
Menurut Hoogeveld, mendidik adalah membentu anak supaya ia cukup cakap
menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri. Menurut SA.
Branata dkk., pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung
maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaan. Menurut Rousseau, pendidikan adalah member
kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada qaktu dewasa. Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Menurut GBHN, pendidikan adalah usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup.[5]
Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati dalam buku Ilmu Pendidikan mereka
menyatakan pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab
yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga tinbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan
yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.[6]
Menurut H.P.
Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sosiology” dikatakan bahwa :
sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memcahkan
masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied
sociology.[7]
Menurut Prof. DR. S. Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk
mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.[8]
Menurut F.G. Robbins, Sosiologi Pendidikan ialah sosiologi khusus yang bertugas
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.[9]
Menurut F.G. Robbins dan Brown , Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang
membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman. Sosiologi
pendidikan mempelajari kelakuan sosial
serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.[10]
Menurut E.G. Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang
segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.[11]
Jadi sosiologi
pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan masyarakat
dengan pendidikan atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pendidikan-pendidikan yang ada di lingkungan masyarakat.
E.
Ruang Lingkup Sosiologi
Pendidikan
Sosiologi pendidikan
tidaklah mencakup semua sosiologi, yang dianggap penting dan perlu dikenali
oleh para calon guru. Artinya, semua bahan sajian sosiologi yang diperuntukkan
bagi calon-calon guru, termasuk juga yang diberi nama Educational Sociology,
tidaklah otomatis disebut sosiologi pendidikan.[12]
Sosiologi pendidikan, bukanlah suatu teknologi pendidikan. Memang, para
administratur pendidikan diharapkan mengetahui sosiologi dan mengambil manfaat
daripadanya di dalam pengadministrasian sekolah. Mereka juga diharapkan untuk
mengetahui lebih banyak lagi hal-hal lainnya, dan tugas utama mereka, bukankah
diharapkan selaku peneliti sosiologi di sekolahnya (peneliti hubungan-hubungan
sosial di sekolahnya).[13]
Bila dinyatakan dalam formulasi yang positif, sosiologi pendidikan merupakan
analisis ilmiah tentang proses-proses sosial dan pola-pola sosial yang
berlangsung dalam system pendidikan. Asumsinya ialah, pendidikan merupakan
suatu kombinasi tindakan-tindakan sosial (social acts), dan sosiologi
melakukan analisis terhadap interaksi manusia. Analisis terhadap interaksi
manusia dalam pendidikan, bisa mencakup keduanya, baik yang terjadi dalam
pendidikan formal maupun yang berlangsung dalam berbagai proses komunikasi informal
yang memberikan fungsi pendidikan. Juga
diasumsikan, bahwa analisis-analisis yang dimaksud akan menuntut kepada
pengembangan generalisasi ilmiah mengenai hubungan-hubungan antar manusia di
dalam sistem pendidikan. Akhirnya sosiologi pendidikan yang memadai, haruslah
menampilkan hipotesis-hipotesis (yang nantinya akan menjadi bangunan teori)
guna diuji dalam penelitian.[14]
Meskipun wilayah
sosiologi pendidikan itu baru terbatas sekali segi-seginya yang telah
dianalisis, dan baru sedikit (kalau ada) yang dapat menopang
generalisasi-generalisasi yang tersedia, namu meningkat secara pesat jumlah
kontribusi terhadap suatu analisis ilmiah mengenai sistem sosial pendidikan.
Kalau sudah banyak tersedia hasil analisis ilmiah tentang sistem sosial
pendidikan, tentunya bisa banyak bermanfaat bagi upaya pengelolaan organisasi
dan administrasi sistem pendidikan itu sendiri. Inilah tantangan bagi para ahli
sosiologi yang benar-benar tertarik
untuk mengalihkan kesanggupan dan perhatiannya kepada hubungan-hubungan sosial
yang berlangsung di dalam proses dan pola pendidikan.[15]
Sekarang ini,
sesungguhnya banyak tersedia nahan-bahan
yang daripadanya bisa dikembangkan sejumlah teori mengenai hubungan sistem
pendidikan (khususnya sekolah) dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat. Adapun
yang tercakup dalam kelompok ini, ialah[16]
:
a.
Hubungan antara sistem pendidikan dan
proses sosial dan perubahan kebudayaan.
b.
Fungsi sistem pendidikan formal di
dalam proses pembaharuan sosial, misalnya di dalam hubungan antara manusia yang
berkenaan dengan ras, budaya dan kelompok-kelompok lainnya.
c.
Fungsi sistem pendidikan di dalam
proses pengendalian sosial.
d.
Hubungan antara sistem pendidikan
dengan pendapat umum.
e.
Hubungan antara pendidikan dengan
kelas sosial atau sistem status, dan
f.
Keberartian pendidikan sebagai suatu
simbol terpercaya di dalam kebudayaan demokratis.
Menurut S. Nasution
ada beberapa pokok penelitian sosiologi pendidikan, yaitu[17]
:
a.
Hubungan sistem pendidikan dengan
aspek-aspek lain dalam masyarakat, meliputi :
1)
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
2)
Hubungan antara sistem pendidikan
dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
3)
Fungsi sistem pendidikan dalam proses
perubahan sosial dan kultural.
4)
Hubungan pendidikan dengan sistem
tingkat/status sosial.
5)
Fungsi sistem pendidikan formal
bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.
b.
Hubungan antar manusia dalam sekolah
(analisis struktur sosial di sekolah) antara lain yaitu :
1)
Hakikat kebudayaan sekolah, sejau ada
perbedaanya dengan kebudayaan di luar sekolah.
2)
Pola interaksi sosial atau struktur
masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi berbagai hubungan antara berbagai
unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dan
pola interaksi formal, seperti terdapat dalam klik serta kelompok-kelompok
murid lainnya.
c.
Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan
kepribadian semua pihak di sekolah. Selain perkembangan pribadi anak, juga
kepribadian guru merupakan pokok penelitiannya, seperti :
1)
Peranan sosial guru-guru.
2)
Hakikat kepribadian guru.
3)
Pengaruh kepribadian guru terhadap
kelakuan anak.
4)
Fungsi sekolah dalam sosialisasi
murid.
d.
Sekolah dalam masyarakat.
Menganalisis
pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompok-kelompok sosial lainnya
dalam masyarakat di sekitar sekolah, antara lain :
1)
Pengaruh masyarakat atas organisasi
sekolah.
2)
Analisis proses pendidikan yang
terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar sekolah.
3)
Hubungan antara sekolah dan masyarakat
dalam pelaksanaan pendidikan.
4)
Faktor-faktor demografi dan ekologi
dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi sekolah, yang perlu untuk
memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
F.
Signifikansi Sosiologi
Pendidikan.
Sosiologi pendidikan
sangat penting untuk diajarkan dalam PAI karena bertujuan agar pendidik mampu
memahami masyarakat dan seluruh latar belakang sosial tempat dimana peserta
didik tinggal serta pendidik mampu memberikan pengajaran yang sesuai dan
efektif sehingga peserta didik mampu memahami apa yang telah disampaikan oleh
pendidik. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
antara semua pokok masalah antara proses pendidikan dan sosial. jadi sangat
penting sekali mempelajarinya terutama untuk calon guru karena guru tidak hanya
menguasai dan mengajarkan materi saja tapi juga dituntut mengetahui perilaku
siswanya agar guru dapat mengetahui kemauan dan kebutuhan siswa sehingga materi
dapat dipahami peserta didik dengan mudah. Mempelajari sosiologi sangatlah
penting apalagi mempelajari sosiologi pendidikan karena sama halnya dengan
mempelajari semua tingkah laku gejala-gejala yang berhubungan dengan
masyarakat. oleh karena itu kita sebagai calon guru harus bisa memahami semua
hal yang berada disekitar kita baik masyarakat peserta didik, lingkungan dan
sebagainya. dengan mempelajari sosiologi pendidikan seseorang bisa mengetahui
dan meahami orang lain. semua ini dapat dilakukan dengan interaksi, pergaulan
sosial dan lainnya. dengan demikian menguasai sosiologi pendidikan sangat penting
karena ilmu ini membahas tentang proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kodisi sosiokultural
yang terdapat di dalam masyarakat. Pokok permasalahan yang ada dalam sosiologi
pendidikan sangatlah banyak, yang kebanyakan menyangkut pendidikan itu sendiri
dan masyarakat. jadi saya sangat setuju bahwa untuk mempelajarinya kita tak
bisa lepas dari kita harus mempelajari masyarakat itu sendiri yang dapat
dilakukan melalui beberapa metode seperti pendekatan individu, pendekatan
sosial, pendekatan interaksi dan pendekatan fungsional.[18]
Guru merupakan orang
yang memberikan ilmu pengetahuannya kepada peserta didik, sedangkan peserta
didik merupakan orang yang menerima ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
seseorang untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu menjadikan dan mempersiapkan
peserta didik di kehidupan yang akan datang. Pendidik dan peserta didik
merupakan dua aktor yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, khususnya dalam
sebuah pendidikan. Apabila salah satu di antara keduanya tidak ada maka proses
pendidikan pun tidak bisa terlaksana dengan baik. Dengan adanya pendidik dan
peserta didik timbulah suatu interaksi antara keduanya. Agar interaksi ini
berjalan dengan baik, maka keduanya pun harus mengetahui dan menguasai ilmu
sosial. Ilmu sosial inilah yang sering disebut dengan istilah “sosiologi”.[19]
Sosiologi merupakan
suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu kehidupan, karena sosiologi
inilah yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia. Begitu pula dalam
sebuah pendidikan. Guru menjelaskan sebuah materi, siswa bertanya, dan dalam
proses pembelajaran yang lain merupakan suatu tindakan untuk berhubungan dan
berkomunikasi satu sama lain.[20]
Pada dasarnya proses
pendidikan yang ada di sekolah, terutama pendidikan yang dilaksanakan di
kelas merupakan suatu interaksi sosial. Hal tersebut tidak dapat dielakkan
dalam sebuah pembelajaran. Interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan
guru adalah hal yang wajib dilaksan akan pada setiap proses pembelajaran. Hal
ini menjadi dasar bahwa seorang guru harus menguasai sosiologi dalam sebuah
pendidikan agar nantinya ia dapat berinteraksi dengan baik kepada semua
siswanya. Interaksi yang baik akan menimbulkan kenyamanan bagi peserta didik
sehingga ilmu yang disampaikan mudah di terima.[21]
Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenanya, seorang
guru harus bisa mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik. Setiap
peserta didik pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Agar semua ini
tercapai, seorang guru harus pandai bergaul dan menyesuaikan terhadap
karakteristik sisiwa. Maksudnya adalah bahwa seorang guru harus pandai dalam
mendekati peserta didik sehingga dapat menuntun semua siswanya untuk mencapai
tujuan pendidikan tersebut.[22]
Di samping bisa
bergaul dengan para siswanya, seorang guru juga harus bisa menempatkan dirinya
sebagai seseorang yang memiliki kewibawaan, sehingga peserta didik tidak
meremehkannya. Apabila seorang guru tidak memili kikewibawaan, maka peserta
didik pun tidak begitu memperhatikan apa yang diajarkannya sehingga tujuan
pendidikan yang diinginkannya pun menjadi terhambat. Seorang guru juga harus
bisa menguasai kelasnya denganbaik. Dengan penguasaan yang baik, peserta didik pun
juga dapat dikontrol dengan baik pula. Hal ini sangat perlu dan wajib dikuasai
oleh seorang pendidik guna menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan tersebut. Seorang pendidik juga harus bisa melihat situasi dari
peserta didik, kapan ia bercanda dan kapan pula ia serius dalam sebuah
pembelajaran. Semua itu tidak akan dimiliki oleh seorang pendidik apabila tidak
diberi bekal terlebih dahulu tentang sosiologi dalam pembelajaran.[23]
Sebagai calon guru,
belajar sosiologi pendidikan sangatlah perlu. Dengan bekal sosiologi
pendidikan, mahasiswa dapat mempersiapkan lebih dini agar nantinya ketika sudah
mendapat tugas sebagai guru sudah tidak lagi sulit dalam berinteraksi dengan
pesertadidik. Dengan interaksi yang baik inilah peserta didik lebih mudah menangkap
ilmu yang dipelajarinya.[24]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sosiologi Pendidikan
ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan
sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
Ruang lingkup
sosiologi pendidikan diantaranya : Hubungan antara sistem pendidikan dan proses
sosial dan perubahan kebudayaan, Fungsi
sistem pendidikan formal di dalam proses pembaharuan sosial, Fungsi sistem
pendidikan di dalam proses pengendalian sosial, Hubungan antara sistem
pendidikan dengan pendapat umum, Hubungan antara pendidikan dengan kelas sosial
atau sistem status, dan Keberartian pendidikan sebagai suatu simbol terpercaya
di dalam kebudayaan demokratis.
sebagai calon guru
harus bisa memahami semua hal yang berada disekitar kita baik masyarakat
peserta didik, lingkungan dan sebagainya. dengan mempelajari sosiologi
pendidikan seseorang bisa mengetahui dan meahami orang lain. semua ini dapat
dilakukan dengan interaksi, pergaulan sosial dan lainnya. dengan demikian
menguasai sosiologi pendidikan sangat penting karena ilmu ini membahas tentang
proses interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa
serta dengan kondisi-kodisi sosiokultural yang terdapat di dalam masyarakat.
B.
Saran
Dalam penyusunan
makalah yang sangat sederhana ini tentunya banyak kekurangan dan kekeliruan,
yang menjadi sorotan adalah bagaimana makalah ini dapat disusun setidaknya
mendekati kata sempurna dan dapat mencakup substansi materi yang ingin
disampaikan sehingga tujuan pembelajaranpun dapat terpenuhi.Dalam kesempatan
ini kami selaku penyusun tentunya sangat mengharapkan segala saran,kritik dan
pengayaan yang bersifat membangun dan dapat diberikan landasan pijakan dari
teori yang akan kami tambahkan demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang.
[1] Abu Ahmadi, 2007, Sosiologi
Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, Cetak 2, hlm. 5
[2] Ary H. Gunawan, 2010, Sosiologi
Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang
Pelbagai Problem Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, Cetak 2, hlm. 3
[3] Ibid.
[4] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati,
2007, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, Cetak 2, hlm. 69
[5] Ibid., hlm. 69-70
[6] Ibid., hlm. 70
[7] Abu Ahmadi, op.cit., hlm.
1-2
[8] Ary H. Gunawan op.cit., hlm.
45
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Abu Ahmadi, op.cit., hlm.
23
[13] Ibid., hlm. 24
[14] Ibid.
[15] Ibid.
[16] Ibid., hlm. 25
[17] Ary H. Gunawan, op.cit.,
hlm. 53-54
[18] Internet, diakses melalui http://leviyamani.files.wordpress.com/2012/06/cropped-education_ukp061.jpg Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/akbarisation/urgensi-mempelajari-sosiologi-pendidikan-bagi-calon-guru_551aec3e81331132019de290
pada 11.55,
3 April 2016.
[19]
Internet, diakses melalui http://afdholhanaf.blogspot.co.id/2013/09/pentingnya-sosiologipendidikan-bagi.htmlpada
11:23, 3 April 2016.
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22] Ibid.
[23] Ibid.
[24] Ibid.
Komentar
Posting Komentar